[prisna-google-website-translator]
Menindaklanjuti Memorandum of Understanding (MoU) yang telah ditandatangani pada tanggal tanggal 28 April 2016, antara Kementerian Pariwisata yang diwakili oleh Prof. Dr. H.M Ahman Sya (Asisten Menteri Pariwisata) dengan Sekolah Tinggi Bahasa Asing – Persahabatan Internasional Asia (STBA – PIA), diadakan Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan pada tanggal 23 – 24 Juni 2016 di STBA – PIA. Dipilihnya STBA – PIA sebagai tuan rumah penyelenggara pelatihan dasar tersebut oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumaera Utara merupakan wujud nyata kepercayaan suatu instansi pemerintah terhadap eksistensi STBA – PIA selama ini dalam dunia pendidikan, khususnya sebagai penyelenggara Bahasa Mandarin terbaik.


Acara yang diadakan di Aula lantai 3 STBA – PIA itu dipimpin oleh Ibu Flora Siagian sebagai Ketua Penyelenggara. Pada kesempatan pertama, di hari pertama tanggal 23, Ibu Dra. Elisa Marbun, M.Si. (Kasubdit. Objek Budaya dan Pariwisata), hadir mewakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumaera Utara untuk memberikan kata sambutan. Dalam kata sambutan yang diberikan, beliau menjelaskan betapa pentingnya kehadiran STBA – PIA sebagai kampus penyelenggara Bahasa Mandarin dalam mencapai target nasional kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) di tahun 2016 ini, khususnya Wisman dari RRT sebanyak 2 (dua) juta orang. Beliau menambahkan, para lulusan STBA – PIA yang telah terampil dalam berbahasa Mandarin merupakan asset bagi dunia pariwisata Indonesia, apalagi jika para lulusan STBA – PIA tersebut memilih bekerja sebagai Pemandu Wisata – Tour Guide, baik secara full time atau pun part time.
Sebagai narasumber pertama, Prof. Dr. Berlin Sibarani, M.Pd. (Ketua STBA PIA), dalam paparannya mengatakan perlunya prinsip kesantunan berbahasa dalam komunikasi antara pemandu wisata dengan para wisatawan. “Apabila anda terganggu dengan pemandu wisata yang terus – menerus bicara tentang suatu objek wisata tanpa henti, maka hal seperti ini lah yang harus diubah” beliau mencontohkan. Prinsip kesantunan berbahasa merupakan kunci dan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan pelayanan pariwisatan Indonesia. Bapak Drs. Teguh Hari Susanto, M.Hum. sebagai narasumber kedua memaparkan pentingnya pengembangan SDM Pariwisata dalam membangun, menggalakkan dan menyukseskan dunia pariwisata di Indonesia, sehingga target kunjungan wisatawan, khususnya Wisatawan Mancanegara (Wisman), dapat tercapai. Sebagai pemapar ketiga, Ibu Anum Wanti, MM. yang hadir mewakili Direktur Akademi Pariwisata Medan, mengatakan bahwa inti dari kesuksesan dunia Pariwisata adalah pelayan. Pelayanan yang baik lebih membekas di benak konsumen dibandingkan harga paket wisata yang murah.
Pada hari kedua pelaksanaan pelatihan (Jumat, 24 Juni) dimulai dengan kehadiran Bpk. Drs. Hasan Basri, MM. selaku Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan, yang menegaskan bahwa wisata kuliner kota Medan sudah mulai menjadi identitas dari kota Medan itu sendiri. Beliau juga memaparkan bahwa kota Medan saat ini tidak hanya menjual objek-objek wisata yang bersifat “itu-itu saja” tetapi juga mulai mengembangkan Wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference dan Exhibition). MICE masuk dalam lima teratas atau top five contributors dalam mendatangkan wisman, selain wisata belanja dan kuliner; wisata heritage dan religi; wisata bahari; dan wisata olahraga,” katanya.


Pada hari kedua pelaksanaan pelatihan, narasumber yang sudah ditunggu-tunggu kehadirannya sejak hari pertama pelatihan, Dr. Sofyan Tan, beliau saat ini menjabat sebagai anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan di Komisi X, menjelaskan bahwa perbaikan infrastruktur, khususnya pada objek-objek wisata yang ada di kota Medan wajib hukumnya. Perbaikan sarana dan prasarana, dari dan menuju serta pada objek-objek wisata itu sendiri akan memberikan kenyamanan bagi para wisatawan yang datang berkunjung. Bergairahnya sektor pariwisata di kota Medan, maka langsung atau pun tidak langsung, akan turut menggerakkan dan sekaligus menggairahkan berbagai bidang lainnya, maka terjadilah multiplier effect dalam perekonomian di kota Medan.
Hari terakhir pelatihan ini ditutup dengan pemaparan dari Bpk. Drs. I Gusti Ngurah Putra, MM. yang menegaskan lemahnya kemampuan Story Telling dari objek-objek wisata di Indonesia, padahal secara kualitas dan kuantitas keindahan serta keunikannya tidakkalah oleh objek-objek wisata dunia yang terkenal.
Acara pelatihan di hari terakhir ini pun disudahi dengan acara foto-foto bersama antara para peserta pelatihan dan panitia yang berbaur dengan para nara sumber.

